Siapa sangka orang yang minim musikalitas bisa jadi pelatih paduan suara dan dirigen.
Yup Itulah gw, berawal dari tahun 2010 dimana pelatih koor yang terdahulu memutuskan untuk fokus kuliah sehingga kami seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Hal ini membuat saya memberanikan diri untuk menjadi pelatih paduan
suara karena saya suka bernyanyi dan kelompok paduan suara dan komunitas ini adalah bagian dari hidup saya pada masa kuliah.
Diawali dengan modal nekat, tidak bisa memainkan alat musik dasar paduan suara (piano), tiba - tiba buta nada ( faktor grogi), ketukan yang tidak beraturan dsb membuat saya menjadi minder dan sempat berkeinginan untuk mundur sebagai pelatih karena saya merasa tidak mampu. Akan tetapi saya dikuatkan oleh seorang teman dia meyakinkan saya bahwa saya bisa dan dia membantu saya sebagai dirigen paduan suara. Dan ternyata teman - teman pun masih ada yang percaya saya dan kami memulai kelompok Paduan Suara ini dari 0.
Saat awal - awal mulai kelompok Paduan Suara ini seingat saya berjumlah kurang dari 15 orang. Perlu diketahui kami ini bukan paduan suara profesiaonal, semi profesional ataupun amatir. Kami hanya kumpulan mahasiswa/i yang suka bernyanyi dan ingin bernyanyi pada tugas misa di Gereja Kampus. Oleh karena itu saat kami berjumlah sedikit suara kami tidak akan terdengar sehingga kuantitas menjadi penting (pikiran awal). Teman - teman saya banyak yang sering saya sms ataupun chat lewat FB mengajak latihan untuk tugas koor. Setiap H-1 saya selalu melakukan itu ke semua anggota koor yang aktif dan yang dulu aktif. Sampai ada teman yang berkata:"Bog, kamu itu ya.. orang yang nawarin MLM kalah sama kamu!!"
Pikiran awal saya pun berubah saat saya bergabung di paduan suara yang jumlah anggotanya hanya sa'anane. Kelompok ini luar biasa menurut saya karena mereka walaupun sedikit tapi saat mereka tetap bisa bernyanyi dengan suara mantap dan kompak. Kami sering sekali bertugas hanya beranggotakan 10 orang saja (keyboardist dan dirigen tidak dihitung). Dan dari situlah saya mengenal kualitas dan kemudian saya mulai memperhatian pelatih paduan suaranya, mulai dari cara melatih, sampai cara dia menjadi dirigen. Ada satu lagi pelajaran yang saya ambil yaitu bernyanyi dengan perasaan.Setiap lagu pasti memliki pesan dan setiap pembawa lagu harus bisa menyampaikan pesan itu ke orang yang mendengarkannya. Saat lagu itu sedih bawakan dengan sedhi dan saat lagu itu ceria bawakan dengan ceria. Saya ambil semua ilmu itu dan saya terapkan di paduan suara dimana saya menjadi Pelatih dan Dirigen.
Penerapan awalnya tidak lah mudah masih sering saya salah memberikan instruksi dan banyak teman - teman yang salah menangkap instruksi saya. Lambat laun akhirnya hal tersebut mulai bisa teratasi. Kami mulai bisa bernyanyi dengan lepas dengan rasa. Akan tetapi anggotanya masih sering berkurang, misal diawal tahun ajaran baru anggotanya banyak akan tetapi saat semester genap banyak yang mulai menghilang. Awalnya saya maklumi sebagai siklus ataupun hal yang wajar. Akan tetapi asumsi itu salah, hal ini menandakan bahwa paduan suara kami bukanlah "rumah" yang nyaman bagi semua angotanya. Dan sisa semester ini kami lalui dengan Personil yang memang sudah akrab dari awal karena kepanitiaan dan kegiatan Komunitas diluar kegiatan koor.
Hal itu menjadi pelajaran buat saya, dan pada Tahun ajaran 2012/2013 saya bertekat untuk berusaha merangkul semua anggota paduan suara. Mulailah ada kumpul - kumpul di burjo, sampai nama burjonya kami ubah jadi Burjo Galau karena saat kumpul kebanyakan curcol galau
.Dan kamipun ada jalan - jalan bareng untuk mempererat kebersamaan kami. Dan cara itupun berhasil sampai bisa dilihat difoto ini anggota kami banyak dan solid
Sampai akhirnya pada tahun ajaran 2013/2014 saya perlahan mundur karena saya harus mulai memikirkan skripsi saya yang baru mau saya buat. Senang berdinamika dengan kalian semua dan terima kasih telah mempercayakan saya yang bleek ini jadi pelatih dan dirigen, maaf kemarin melipir karena harus selesain kuliah hehehe.
Bernyanyilah dengan hati dimana pun kita berada.
sumber https://www.facebook.com/paskalis.hardani?fref=ts
0 comments:
Post a Comment