Express Your Service Towards Others

Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian (2Kor 13:14)

Saturday, March 18, 2017

Di hadapan Allah, manusia sangat berharga.

Renungan Sabtu, 18 Maret 2016, Hari Biasa, Pekan II  Prapaskah.
Bacaan Injil : Lukas 15:1-3.11-32
Dalam memberikan penghargaan kepada sesamanya, manusia cenderung menghargai sesamanya bukan berdasarkan hakikatnya sebagai manusia yang mempunyai harkat. Tetapi penghargaan itu seringkali berdasarkan apa yang ia punyai, prestasi yang dicapai, dan kontribusi yang ia berikan.
Oleh karena itu, manusia pun terjebak dalam kompetisi untuk berkarya setinggi-tingginya sampai menjadi seorang manusia yang mempunyai kekayaan, kedudukan, dan sekaligus menjadi dermawan.
Yesus tidak demikian. Ia tidak sekadar bercakap-cakap dengan orang berdosa, bahkan ia makan bersama-sama dengan mereka, yang dalam tradisi Yahudi makan bersama menunjukkan suatu hubungan yang akrab atau saling menghargai satu dengan yang lain. Para Farisi dan ahli Taurat mengecam-Nya sebagai Seorang yang terlalu berkompromi dalam soal moralitas, karena bagi mereka akrab atau berdekatan dengan orang berdosa adalah najis. Yesus menjelaskan dasar tindakan-Nya dengan tiga buah perumpamaan sekaligus yang mempunyai tema sama. Dengan menceritakan perumpamaan yang sedemikian, Yesus paling tidak mem-punyai dua maksud. Pertama, Ia mengekspresikan kesungguhan dan keseriusan atas penjelasan tentang sikap-Nya terhadap orang berdosa. Kedua, Ia rindu agar orang Farisi, ahli Taurat, dan semua pengikut-Nya meneladani- Nya.
Ketiga perumpamaan itu mengungkapkan bahwa baik dirham (1 hari gaji buruh), domba, dan anak bungsu, masing-masing mempunyai nilai yang tak terhingga bagi pemiliknya. Nilai itu timbul bukan dari apa yang dapat mereka lakukan atau jumlah mereka karena hanya satu yang hilang, namun timbul dari hakekat mereka masing- masing. Karena itulah ketika kembali ditemukan, meluaplah sukacita pemiliknya, sampai mengajak orang-orang lain pun bersukacita. Nilai manusia terletak pada hakekatnya sebagai makhluk yang telah diciptakan serupa dan segambar dengan Sang Pencipta Yang Agung.
Seorang bapa tidak tega melihat anaknya menderita. Rasa belas kasihan mengalahkan segala kesalahan. Perbuatan durhaka si bungsu tidak mengantar kepada keselamatan, namun penyesalan dan tobatlah yang mengantarnya pada hidup penuh sukacita. Maka, hiduplah dalam semangat pertobatan di hadirat Allah.
Renungkan: Orang Kristen harus memakai perspektif Yesus ketika bersikap kepada koleganya, karyawannya, pembantu rumah tangganya, pengemis, dan anak jalanan, bahkan para eks narapidana sekalipun. Siapa pun mereka, mereka adalah makhluk yang menjadi objek Kasih Allah juga.
DOA: Bapa surgawi, aku berterima kasih penuh syukur kepada-Mu karena kasih-Mu kepadaku. Jagalah agar aku tidak akan pernah melupakan belas kasih-Mu terhadap diriku atau kuat-kuasa-Mu untuk membuat diriku menjadi ciptaan baru. Amin.(Lucas Margono)
Share:

0 comments:

Post a Comment

INFO KOMPAI TERKINI

KOMUNITAS PAINGAN

Campus Ministry Sanata Dharma

Campus Ministry Sanata Dharma
klik gambar

Translate

Total Pageviews

INSTAGRAM

YUK F OLLOW IG KOMPAI YANG BARU
CARANYA TINGGAL KLIK DI SINI --> komunitaspaingan
kompai2017. Powered by Blogger.

Blog Archive